Namun, di tengah euforia ini, masih banyak masyarakat yang bingung memilih antara mobil listrik, mobil konvensional, atau bahkan mobil hybrid. Apakah kendaraan listrik benar-benar lebih unggul? Atau masihkah mobil bensin lebih relevan untuk kondisi Indonesia saat ini?
Artikel ini akan membahas perbandingan lengkap antara mobil listrik (Electric Vehicle/EV) dan mobil konvensional, termasuk varian Mobil HEV (Hybrid Electric Vehicle). Yuk simak hingga akhir agar kamu bisa menentukan pilihan terbaik untuk kebutuhanmu!
Mobil listrik adalah kendaraan yang sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik dan sumber energi berasal dari baterai isi ulang. EV tidak menggunakan mesin pembakaran internal (ICE), sehingga bebas emisi karbon saat beroperasi.
Mobil konvensional adalah mobil yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin atau solar untuk menggerakkan mesin pembakaran internal. Mobil jenis ini masih dominan digunakan di Indonesia karena ketersediaan infrastruktur yang lebih merata.
Selain dua jenis utama di atas, terdapat mobil hybrid (HEV) dan plug-in hybrid (PHEV). Mobil ini menggabungkan mesin bensin dan motor listrik untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan dan efisiensi energi, mobil listrik mulai menarik perhatian sebagai alternatif kendaraan masa depan. Namun, penting untuk memahami bahwa beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik tidak hanya soal teknologi baru, tetapi juga menyangkut gaya hidup, pola penggunaan kendaraan, hingga kesiapan infrastruktur.
Sebelum memutuskan untuk membeli salah satu jenis kendaraan tersebut, ada baiknya kita membandingkan keduanya dari berbagai aspek penting — mulai dari efisiensi energi, biaya operasional, hingga kenyamanan berkendara dan waktu pengisian daya. Perbandingan ini akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijak sesuai dengan kebutuhan harian, anggaran, dan preferensi pribadi.
Yuk, kita bahas satu per satu!
Mobil listrik mengubah 60-80% energi dari baterai menjadi gerakan, sedangkan mobil konvensional hanya sekitar 20-30% energi dari bahan bakar yang digunakan secara efisien. Hasilnya, EV jauh lebih hemat dalam jangka panjang, terutama untuk pemakaian harian.
Meskipun boros energi, mobil konvensional masih unggul dalam fleksibilitas. Anda dapat mengisi bahan bakar di mana saja, kapan saja, tanpa bergantung pada stasiun pengisian baterai.
Karena tidak memiliki komponen seperti oli mesin, radiator, dan transmisi kompleks, biaya perawatan mobil listrik cenderung lebih murah. Berdasarkan data dari BloombergNEF, biaya operasional mobil listrik bisa 50% lebih rendah dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.
Mobil konvensional membutuhkan perawatan rutin seperti ganti oli, tune-up, dan servis berkala. Komponen yang lebih banyak juga membuka risiko kerusakan lebih besar.
Salah satu keunggulan mobil listrik adalah akselerasi yang instan karena torsi maksimum tersedia sejak awal. Selain itu, EV juga memberikan pengalaman berkendara yang senyap, cocok untuk perkotaan.
Meskipun EV menawarkan kenyamanan, mobil konvensional masih jadi pilihan utama untuk perjalanan luar kota karena jangkauan lebih jauh dan kemudahan pengisian bahan bakar.
Mobil listrik tidak menghasilkan emisi karbon selama penggunaan. Ini penting mengingat sektor transportasi menyumbang 23% emisi karbon di Indonesia (sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2022).
Namun, penting dicatat bahwa dampak lingkungan EV juga dipengaruhi oleh sumber energi listrik yang digunakan dan proses pembuatan baterai.
Mobil konvensional menghasilkan CO2 dan polusi udara dari knalpot. Dalam jangka panjang, penggunaan mobil berbahan bakar fosil berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
SPBU tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, membuat mobil konvensional masih menjadi pilihan paling praktis untuk perjalanan antarkota atau daerah terpencil.
Per Mei 2024, SPKLU di Indonesia berjumlah sekitar 3.000 unit (Katadata, 2024). Namun, walau jumlah SPKLU meningkat, jaringan pengisian daya masih terbatas di luar kota besar. Ini jadi salah satu tantangan utama.
Banyak orang bertanya-tanya: Berapa lama mengecas mobil listrik? Jawabannya tergantung pada jenis charger dan kapasitas baterai. Berikut gambaran umumnya:
Sebagian besar pemilik EV mengisi daya di malam hari saat mobil tidak digunakan, membuat pengisian daya tidak menjadi hambatan besar untuk mobilitas harian.
Harga EV saat ini masih di atas mobil konvensional, meskipun pemerintah memberikan insentif berupa pajak rendah atau subsidi. Namun, biaya operasional yang lebih hemat bisa menjadi investasi jangka panjang.
Mobil berbahan bakar bensin memiliki pilihan model dan harga yang lebih luas. Dari city car hingga SUV, semuanya tersedia dengan berbagai opsi harga.
Ya, mobil hybrid atau HEV bisa menjadi solusi transisi yang ideal. Dengan kombinasi mesin bensin dan motor listrik, hybrid cocok untuk infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung EV.
Waktu pengisian tergantung pada tipe charger. Dengan fast charging, mobil EV bisa diisi hingga 80% dalam 30-60 menit.
Pertimbangkan rute harian Anda, ketersediaan charging station di area Anda, dan seberapa sering Anda bepergian jauh. Jika mayoritas aktivitas Anda berada di kota, EV bisa menjadi pilihan terbaik.
Mobil listrik memang menawarkan efisiensi, performa, dan ramah lingkungan, namun tantangan infrastruktur masih menjadi kendala utama. Mobil konvensional unggul dalam fleksibilitas dan ketersediaan, tetapi memiliki dampak lingkungan yang lebih besar. Sementara itu, mobil hybrid dan HEV bisa menjadi pilihan transisi yang bijak.
Pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan, lokasi, dan preferensi Anda. Yang pasti, masa depan kendaraan Indonesia akan semakin mengarah ke elektrifikasi.
Apapun pilihan Anda, baik itu kendaraan konvensional, mobil hybrid, atau ingin mulai menjelajahi opsi kendaraan listrik, Prima Armada Raya siap memberikan solusi terbaik untuk kebutuhan armada Anda. Temukan beragam kendaraan niaga dan penumpang modern yang hemat energi dan siap mendukung bisnis atau aktivitas harian Anda hanya di: 👉 https://par.co.id/
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tim kami untuk mendapatkan kendaraan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda di era modern yang serba efisien ini!
Kementerian Perindustrian. (2024). Statistik Kendaraan Listrik Indonesia.
DetikOto. (2024). Populasi Kendaraan Listrik Tembus 195 Ribu Unit. Link
Katadata. (2024). Jumlah SPKLU di Indonesia 2024.